Senin, 25 Juni 2012

Mentalitet Pembangunan


Ada beberapa hal yang menjadi mentalitet pembangunan, diantaranya:
Ø      Nilai budaya yang berorientasi ke masa depan akan mendorong manusia untuk melihat dan merencanakan masa depan dengan lebih baik, lebih seksama, teliti, behati-hati untuk mengakumulasi modal untuk pembangunan.
Ø      Sifat hemat
Ø      Eksplorasi dan eksploitasi yang terencana dan terukir
Ø      Pandangan hidup yang menilai tinggi achievement dari karya
Ø      Kurang berorientasi vertical, percaya diri, berani bertanggung jawab.

Beberapa kelemahan mentalitet kita untuk pembangunan:
Ø      Konsepsi berdasarkan system nilai budaya kita sejak lama
Ø      Konsepsi pandangan dan sikap mentalsejak zaman revolusi:
1.            Hakikat hidup dan karya
2.            Persepi waktu
3.            Hakikat hubungan manusia dengan alam
4.            Hubunfan manusia dengan sesamanya

Dari kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan usaha rehabilitasi prasarana ekonomi diabaikan dan jalan-jalan, jembatan, pelanuhan dan lain-lain menjadi semakin rusak sehingga keberantakan ekonomi semakin bertambah.
Kelemahan ini bersumberpada kehidupan penuh keragu-raguan dan kehidupan tanpa pedoman dan tanpa orientasi yang tegas seperti:
Ø      Sifat mentalitet yang meremehkan waktu
Ø      Mentalitet yang suka menerabas
Ø      Tidak percaya diri
Ø      Tidak berdisiplin
Ø      Mengabaikan rasa tanggung jawab.


Kondisi Mental Manusia Indonesia


Beberapa wujud/bentuk mental masyarakat Indonesia, diantaranya:
Ø      Korupsi
Ø      Bentrokan pilkada
Ø      Maraknya bunuh diri
Ø      Pelecehan seksual
Ø      Kriminalitas
Kehidupan manusia Indonesia sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam kondisi, diantaranya:

Kondisi Geografis
Masalah-masalah geografi yang berdampak pada kehidupan, yaitu:
Ø      Masalah iklim yang berdampak pada mata penceharian
Ø      Masalah kepulauan yang berdampak pada transportasi dan komunikasi
Ø      Masalah pembangunan tidak merata berdampak pada urbanisasi.
Kondisi Histori, yaitu muncul mental-mental sebagai akibat dari penjajahan masa dulu.
Kondisi Sosial Budaya, yaitu muncul mental-mental kepercayan seperti animisme, dinamisme, agama. Disamping itu muncul sikap gotong royong,kerja sama, bermusyawarah., dan lain-lain.
Kondisi Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi berkembang dalam lima tahap, yaitu:
Ø      Masyarakat tradisional
Ø      Pra kondisi untuk tinggal landas
Ø      Tinggal landas
Ø      Dorongan kearah kematangan
Ø      Masa konsumsi missal yang tinggi.
Kondisi Sosial Politik, yaitu menyangkut konsep dan kenegraan yang berlangsung.
Kondisi Sosial Psiokologi
Kondisi sosial psikologi Indonesia meliputi:
Ø      Daya rasionalnya
Ø      Emosinya
Ø      Sikap mental
Ø      Motivasi
Ø      Harga diri

Manusia dan Lingkungan


Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk pada aturan-aturan Tuhan.
Lingkungan merupakan suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupan dan memiliki karakter serta fungsi yang khas.

Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik dan simbiotik mutualisme karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai llingkungan hisupo juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi, manusia butuh alam untuk kehidupan dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.

Didalam konseps islammanusia memiliki dua fungsi di dalam kehidupan, yaitu:
  1. Sebagai hamba Allah, yaitu fungsi manusia untuk memalakukan pengabdian atau ibadah.
  2. Sebagai khlaifah, yaitu manusia memiliki fungsi amanah, tanggung jawab, wewenang, kebebasan menetukan pilihan dan kreativitas akal.

Manusia, Nilai, Moral, Norma dan Hukum

Nilai

Nilai adalah suatu kulalitas atau penghargaan tehadap sesuatu yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
Nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusiabaik lahir maupun batin.
Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam kehidupannya.
Contoh nilai: Keindahan, Keadilan, Kemanusiaan, Kearifan, Kesejahteraan dan lain-lain.

Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat:
Ø      Menyenangkan
Ø      Berguna
Ø      Memuaskan
Ø      Menguntungkan
Ø      Menarik
Ø      Keyakinan

Moral

Moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.

Hubungan Nilai dengan moral, yaitu moral adalah bagian dari nilaiyaitu nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan perilaku mnausia tentang hal baik buruk.

Norma

Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedomandan panduan dalam betringkah laku dikehidupan bermasyarakat.
Norma-norma yang berlaku di masyarakat :
1.            Norma Agama
Yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang berasal dari Allah.
2.            Norma Moral/Kesusilaan
Yaitu peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.
3.            Norma Kesopanan
Yaituperaturan yang bersumber dari pergaulan hidup antar manusia.
4.            Norma Hukum
Yaitu peraturan yang diciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang sifatnya mengikat atau memaksa.

Hukum

Hukum pada dasarnya bagian dari norma yaitu norma hukum.
Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya :
Ø      Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari kekuasaan/lembaga yang resmi dan berwenagn
Ø      Norma hukum disertai sanksi pidana atau pemaksa secara fisik, norma lian tidak disertai sanksi pidana secara fisik.
Ø      Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara.

Manusia, Sain dan Teknologi


Sain adalah ilmu pengetahuan yang teratur yang dapat diuji kebenarannya sesuai dengan realita.
Sain merupakan satu proses pencarian kebenaran untuk menerangkan hukum-hukum alam dengan memahami hakikat makhluk hidup. Pendekatan yang digunakan disebut saintifik.

Teknologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memcahkan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Dan teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuandalam wujud perbuatan atau perwujudan sesuatu.

Makna iptek yaitu Perkembangan teknologi dapat menghasilkan kemakmuran bagi masyarakat, sifat ketidakpuasan manusia mendorong kemjaun teknologi yang digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia.
Nilai iptek, yiatu dekembangkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan, Perkembangan iptek harus mampu menyesuaikan dengan nilai yang dianut suatu masyarkat.
Jadi, Iptek kedudukannya harus dapat mensejahterakan manusia dan memuliakan manusia.

Disamping itu, iptek juga dapat menghancurkan/menyengsarakan kehiudpan manusia karena diakibatkan tidak mampu mengendalika cipta, rasa dan karsa. Misalnya beberpa dampak negative yang telah muncul, yaitu dalam bidang infromatika (adanaya blogspot-blogspot negative).

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu yaitu makhluk yang tidak dapat dibagi dan tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan raga, keberadaanya sebgai makhluk tunggal yang memiliki ciri khas dengan corak kepribadiannya termasuk kemampuan kecakapannya. Setiap manusia memiliki perbedaan, hal itu dikarenakan manusia memiliki karakteristik sendiri, memiliki sifat, watak, keinginan, dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya.

Personality (Kepribadian)
Kepribadian terbagi dua, yaitu :
  1. kepribadian tidak berubah, yaitu cirri, watak individu tersebut konsisten.
  2. Kepribadian berubah, yaitu susunan unsure-unsur akal dan jiwa.

Unsur-unsur akal dan jiwa, diantaranya :
1.      Pengetahuan, segala sesuatu yang kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indra.
Pengetahuan terdiri dari:
Ø      Persepi, seluruh proses akal manusia yang sadar.
Ø      Apersepsi, penggambaran oleh manusia, manusia terfokus pada bagian-bagian khusus (mata, telinga), diolah oleh akal fakir, digabung dengan penggambaran lama lalu diproyeksikan sebagai gambaran baru.
Ø      Pengamatan, suatu persepsi saat diproyeksikan berfokus pada hal yang menarik.
Ø      Konsep, Mengggabung, membandingkan bagian-bagian dari suatu penggamabaran dengan bagian-bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis.
Ø      Fnatasi, dalam pengamatan ada penggambaran yang ditambah-tambahkan, dibesarkan, dikecilkan, dikurangi pada bagian-bagian tertentu.
2.      Perasaan, suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruhpengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negative.
3.      Drive ( Dorongan).

Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia adalah makhluk monodualis, disamping seba
Gai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yaitu bahwa setiap manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantungpada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan satu sama lainnya, serta menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial.
Alasan manusioa dikatakn sebagai makhluk sosial, yaitu:
Ø      Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
Ø      Perilaku manusia mengharapkan suaru penuilaian.
Ø      Mausia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Ø      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditentan-tengah manusia.

Keberadaannya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan perannya sebagai berikut:
Ø      Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
Ø      Membentuk kelompok-kelompok sosial.
Ø      Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok.

Manusia dan Peradaban


Arti peradaban menurut beberapa ahli :
  1. Damono, 2001 menyatakan adab berarti akkhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
  2. Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah Perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
Jadi, peradaban dapat diartikan kebudayaan yang telah mencapia tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi dan spiritual.

Pada waktu Perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya, yaitu berwujud unsure-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Pada peradaban kenyataannya spiritual dalam diri masyarakat tidak muncul, sehingga maysarakat bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban. Hal ini dikarenakan tidak mampu mengendalikan cipta, rasa, dan karsa sebagai akibat dari tidak adanya korelasi dengan ketentuan-ketentuan agama.

Manusia dan Cinta Kasih


 Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sangat sayang atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cita kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.

Cinta pun seringkali disertai dengan hawa nafsu. Terdapat perbedaan antara cinta dan nafsu. Cinta bersifat manusiawi, rohaniah, dan menunjukka perilaku memberi, sedangkan nafsu bersifat jasmaniah dan cenderung menuntut.
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono cinta memiliki tiga unsur, yaitu:
1.      Keterikatan
2.      Keintiman
3.      Kemesraan
Cinta kasih dapat menimbulkan dua hal, yaitu kehidupan yang homohumanus dan kehidupan yang dehumansasi. Cinta kasih yang dapat menciptakan kepada kehidupan homohumanus adalah cinta kasih yang diselimuti oleh selimut cinta berupa agama, norma, moral dan nilai. Adapun kehidupan homohumanus dapat dilihat sebagai berikut.

Prasangka

Prasangka adalah kecenderungan berespon meliputi perasaan atau pandangan yang tidak sama dengan tingkah laku.
Sikap seseorang bisa diketahui setelah bertingkah laku, dan dalam sikap terkandung penilaian emosional berupa suka, ridak suka, senang, sedih dan lain-lain.
Pada seseorang timbul prasangka positif, yaitu pada saat objek yang ditilai berperilakupositif dan objek sikap sudah mengeal subjek sikap. Dan timbul prasangka negatif pada saat objek yang ditilai berprilaku negatif dan subjek sikap sudah mengenal objek sikap.

Stratifikasi Sosial


Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertical (bertingkat). 
Kriteria yang menonjol sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut ini.
1.      Ukuran Kekayaan
2.      Kekuasaan dan wewenang
3.      Ukuran kehormatan
4.      Ukuran ilmu pengetahuan.

Di dalam kehidupan masyarakat ada beberapa tingkatan, yaitu upper class, middle class, lower class. Artinya, di dalam masyarakat akan di temukan lapisan yang dapat di bedakan oleh kelas-kelas tersebut. Seperti contoh mahasiswa berada dalam posisi upper class karena mahasiswa di pandang oleh masyarakat sebagai kaum terpelajar. Kemudian contoh lower class adalah seperti anak jalanan. Dan contoh middle class adalah diantara lower class dan upper class. Stratifikas dapat tejadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan suatu masyarakat dan dapat membentuk tujuan bersama.
Saluran-saluran gerak sosial vertical:
  •   Angkatan bersenjata
  • Lembaga keagamaan
  • Sekolah
  •  Organisasi politik
  •  Ekonomi
  • keahlian

Sabtu, 23 Juni 2012

Permasalahan Sosial

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
Masalah Sosial yaitu adanya tata kelakuan yang menyimpang dari norma, hukum, agama, adat, budaya dan nilai.


Penyebab masalah sosial diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
  1. faktor ekonomis     : kemiskinan, pengangguran
  2. faktor biologis        : penyakit
  3. faktor psikologis    : bunuh diri
  4. faktor kebudayaan : perceraian, kejahatan 
Manifest sosial problem adalah masalah yang timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan di masyarakat dan akibat tidak sesuainya antara norma-norma dan tindakan serta nilai yang ada di masyarakat, sebab masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang.
Latent social problem yaitu masalah sosial yang tidak diingatkan/dianggap bahwa itu suatu masalah.


Cara merumuskan masalah sosial, yaitu:
  1. Indeks simple rates, yaitu angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat.
  2. Composite Indices, yaitu gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu sama lain.
  3. Social unrest (keresahan sosial).
 Ukuran-ukuran maslah sosial:
  • Tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kemyataan serta tindakan sosial.
  • Sumber-sumber masalah sosial sering diartikan sempit.
  •  Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau tidak.
  • Manifest social problem
  • Latent social problem

Kamis, 31 Mei 2012

Pengertian, Visi, Misi dan Tujuan ISBD

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah sebagai integrasi ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial dan kemanusiaan dan budaya, selanjutnya mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya sekaligus pula memberi dasarpendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sesuai yang terintegrasi .
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang palin dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.

Tujuan ISBD
  1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
  2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia denganlandasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
  3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan pada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.